Mengajari anak soal korupsi kolusi dan nepotisme terbilang tidak mudah, apalagi jika dikaitkan dengan banyaknya kasus politikus yang terjerat kasus korupsi sekarang ini.
Tentu anak akan banyak bertanya, mengapa hal buruk tersebut dilakukan oleh orang dewasa padahal sudah ada larangan dan hukum yang mengaturnya. Terkait ini, orang tua tentu perlu mengatur strategi dan waspada akan cara terbaik dalam mengenalkan bahaya korupsi bagi diri anak dan juga orang lain disekitarnya.
Meski tidak mudah, orang tua bisa memulai menerapkan pola hidup yang jujur kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Tentu tujuannya agar anak dapat mencontoh kebaikan tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sosial di lingkungan pertemanan.
Selain itu, meningkatkan rutinitas dialog soal korupsi kepada anak juga perlu dilakukan, caranya, ajak anak berdiskusi soal politik dengan bahasa yang sederhana hingga kebiasaan buruk korupsi dari hal-hal kecil disekitar mereka.
Untuk lebih lengkapnya, yuk simak cara menerapkan dan mengenalkan bahaya korupsi bagi diri sendiri dan juga orang lain kepada anak, sebagai berikut.
– Ajak anak menonton film pendidikan anti korupsi
Saat ini sudah banyak sekali media yang membantu mempopulerkan pendidikan anti korupsi, salah satunya melalui perfilman. Orang tua bisa lho menyelipkan bahaya anti korupsi kepada anak melalui tayangan film yang ditonton bersama di akhir pekan.
Beberapa judul film yang dijadikan pilihan diantaranya, Selamat Siang Rika karya Ine Febriyanti, yang menceritakan kisah Pak Woko (diperankan oleh Tora Sudiro) penjaga gudang yang berintegritas namun menjalani kehidupan berselimut kemiskinan.
Selain itu, ada film lainnya yang berjudul Tinuk, menceritakan kisah Tinuk dan suaminya bernama Wahono yang bergelut karena ingin membeli telepon genggam terbaru meski tidak memiliki uang, Tinuk yang sudah terlanjur pengen HP baru meminta suaminya untuk ‘meminjam’ terlebih dahulu uang parkir yang Wahono simpan.
– Tunjukkan sikap kecewa saat anak berperilaku curang
Selain mengajak anak berinteraksi dengan tayangan seputar korupsi, orang tua juga perlu menunjukan rasa kecewa mereka saat mengetahui sang anak berbohong. Biasanya, anak akan berbohong untuk mengatasi perasaan-perasaan dalam diri mereka, seperti ingin menghindari situasi yang tidak nyaman, takut dihukum jika jujur, atau bahkan sang anak sedang ingin diperhatikan.
Meski kadang perilaku bohong anak terlihat sepele, orang tua tetap perlu memberitahu bahwa perilaku tersebut tidak perlu dan tidak baik untuk dilakukan. Sebaliknya tunjukan rasa bangga saat sang anak berkata jujur saat ia melakukan kesalahan dan bantu anak mencari solusi dari masalah tersebut.
– Ajak anak untuk berbagi dengan orang yang membutuhkan
Terakhir, orang tua bisa mengajak anak untuk berbagi dengan anak-anak atau orang lain yang sedang membutuhkan. Mengajarkan rasa empati kepada orang lain akan berdampak baik untuk tumbuh kembang anak.
Anak akan lebih mudah bersosialisasi dan bisa menjadi teladan bagi orang disekitarnya saat nantinya ia dewasa. Mengajak anak berempati juga bertujuan menunjukan kepada anak dampak buruk dari korupsi yang dilakukan oleh para koruptor sehingga merugikan sebagian masyarakat disekitarnya.
Itu dia beberapa cara bijak dalam mengenalkan bahaya korupsi kolusi dan nepotisme kepada anak. Tidak melulu berupa teks, melainkan cara terbaik adalah dengan melalui media interaksi, seperti tontonan film, aktivitas sosial hingga interaksi Anda sebagai orang tua dengan sang anak.
Dengan teladan yang baik, anak kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang anti korupsi dan peduli dengan banyak orang disekitarnya. Bagi Anda yang memiliki anak dibawah 7 tahun juga bisa lho menyisipkan budaya anti korupsi melalui dongeng yang dibacakan sebelum tidur, akses dongen sarat akan nilai-nilai integritas yang bisa diakses pada laman ACLC KPK di sini, ya!.
References: